Perkenalan Mualaf Iman Sotiria Kouvalis dengan Islam dimulai dengan cara yang aneh. Suatu hari melihat perempuan Muslim di kampus dan merasa kasihan pada mereka. “Aku tidak mengenal mereka tapi ketika kami menyeberangi jalan di kafetaria, aku tersenyum pada mereka karena aku pikir mereka tertindas. Aku tidak pernah berbicara dengan mereka tapi aku hanya berasumsi bahwa mereka dipaksa memakai jilbab,” katanya.
Saat itu, mualaf yang tumbuh dan besar di Ontario, Kanada ini mengaku benar-benar berpikir bahwa semua orang di dunia adalah orang Kristen. Kejadian ini terjadi sekitar 10 tahun yang lalu, sebelum peristiwa 11 september terjadi.
Pada saat yang sama, Iman, begitu ia minta dipanggil sekarang, tengah mengalami kekosongan batin. Meskipun dibesarkan dalam keluarga Ortodoks Yunani dan menghadiri gereja setiap Minggu hampir tak pernah bolong, “Gereja tidak lagi memiliki arti dalam hidupku dan ada banyak pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh Gereja,” katanya.
Suatu dikotomi mulai muncul, di mana kehidupan dan agama itu hanyut ke sisi berlawanan. “Aku tidak bisa melihat bagaimana membuat agama relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dan itulah bagaimana aku mulai menjauh dari Gereja,” katanya. Read the rest of this entry »